Senin, 29 Februari 2016

Sistem Komunikasi Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi komunikasi kian pesat di Indonesia akan mengubah pola arus informasi yang berkembang. Perkembangan yang pesat tersebut jelas membutuhkan kajian khusus dan mendalam. Indonesia adalah negara yang multietnis. Ini memungkinkan masing-masing daerah dinegara ini mempunyai ciri khas tersendiri. Sehingga, berbeda pola konteks sistem komunikasi nya.
Sistem komunikasi indonesia adalah bahasan yang kompleks dan melibatkan banyak hal oleh karena itu, ia tak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam bahasan mata kuliah tertentu.
            Sistem komunikasi indonesia jelas berbeda dengan sistem komunikasi di negara lain. Perbedaan tersebut juga dilatar belakangi oleh ruang lingkup sistem komunikasi indonesia, kondisi sistem sosial,politik,budaya yang dikembangkan. Itu artinya, sistem budaya masyarakat indonesia misalnya akan memberi warna dan corak sistem komunikasinya. 
  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Ruang Lingkup Sistem Komunikasi Indonesia
SKI adalah suatu bidang kajian yang membahas tidak hanya proses komunikasi saja, tetapi juga unsur-unsur di dalamnya, dan hubungan antara sistem komunikasi dengan sistem lainnya, serta bagaimana gambaran berlangsungnya sistem komunikasi di Indonesia. Nurudin, di dalam bukunya yang berjudul Sistem Komunikasi Indonesia, mengelompokkan sistem komunikasi indonesia menjadi beberapa bagian :
1.        Jika ditinjau dari segi wilayah geografisnya, sistem komunikasi bisa dibagi menjadi dua, yakni sistem komunikasi di pedesaan dan perkotaan. Di Indonesia realitas  komunikasi di perkotaan dengan di pedesaan sangat berbeda jauh. Di desa, sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan opinion leader (pemimpin opini, pemuka pendapat) sebagai pihak penerjemah pesan, interpretator karena kelebihannya dibandingkan masyarakat kebanyakan. Adapun masyarakat kota, sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan media massa mengingat ciri masyarakat kota lebih individualistis dibandingkan masyarakat desa. Ini juga sejalan dengan tingkat perkembangan pendidikan warga kota yang memungkinkan mereka lebih bergantung pada media massa.
2.        Jika ditinjau dari media yang digunakan, ada sistem media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), sistem media elektronik (televisi, radio), dan sistem media online atau internet. Di samping itu ada pula sistem media tradisional, misalnya saja wayang, ketoprak, ludruk, atau bentuk folklor antara lain: (1) cerita prosa rakyat (mite, legenda, dongeng), (2) ungkapan rakyat (peribahasa, pepatah), (3) puisi rakyat, (4) nyanyian rakyat, (5) teater rakyat, (6) gerak isyarat, (7) alat pengingat, dan (8) alat bunyi.
3.        Jika ditinjau dari pola komunikasinya ada sistem komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication system), sistem komunikasi antarpersona (interpersonal communication system), sistem komunikasi kelompok (small group communication system), dan sistem komunikasi massa (mass communication system).
Merujuk pada klasifikasi Sistem Komunikasi Indonesia di atas, semakin jelas kiranya peta SKI sebagai bagian yang sangat penting dalam kajian ilmu komunikasi selain sebagai mata kuliah. SKI menunjukkan kekhasannya tersendiri yang perlu dibahas secara mendalam. Namun, mengapa SKI perlu dipelajari? Jawaban dari pertanyaan tersebut sekiranya bisa dijawab dari beberapa poin di bawah ini:
·              Alasan pertama ialah perkembangan teknologi komunikasi yang kian pesat di Indonesia (dan bahkan terus berkembang di masa yang akan datang) sehingga akan mengubah pola arus informasi yang akan berkembang. Perkembangan yang cepat tersebut jelas membutuhkan kajian khusus dan mendalam.
·              Alasan kedua adalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang multietnis. Dengan kata lain, Indonesia ialah negara yang mempunyai heterogenitas keadaal wsuku, agama, dan ras. Hal ini memungkinkan masing-masing daerah di Indonesia memiliki ciri khas tersendiri, sehingga berbeda pula konteks sistem komunikasinya.
·              Alasan ketiga adalah meskipun perkembangan teknologi komunikasi sedemikian pesat, tetapi mayoritas masyarakat Indonesia masih tinggal di pedesaan. Hal ini mengakibatkan perkembangan media massa tidak selamanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat desa. Oleh karena itu, ciri komunikasi yang berkembang di desa jelas berbeda dengan yang di kota. Dan membutuhkan kajian para pemimpin opini (opinion leader), para penyuluh pembangunan, dan juru penerang desa sebagai pihak-pihak yang sangat berpengaruh dalam sistem komunikasi pedesaan.
·              Alasan keempat ialah SKI merupakan pembahasan yang kompleks dan melibatkan banyak unsur serta hal di dalamnya. Maka, SKI tidak bisa dibahas secara sekilas dan dimasukkan dalam pembahasan mata kuliah tertentu. SKI harus dijelaskan secara menyeluruh atau komprehensif.
Alasan terakhir adalah SKI jelas berbeda dengan sistem komunikasi di negara lain. Perbedaan tersebut juga dilatarbelakangi oleh kondisi sistem sosial, politik, dan budaya yang dikembangkan. Itu artinya sistem politik, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia juga akan memberi warna dan corak terhadap sistem komunikasinya.
Dengan demikian pula, membahas sistem komunikasi indonesia tak ubahnya membahas berbagai fenomena, kegiatan, proses yang berkaitan dengan erat dengan unsur-unsur kommunikasi di Indonesia. Seperti kita ketahui, secara ringkas komunikasi di Indonesia beberapa unsur, yakni sumber, pengirim pesan, media, penerima pesan, dan efek.
B.     Komunikasi Dalam Sistem
Sebelum kita membahas tentang SKI ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu tentang defenisi, ciri, dan tujuan sistem itu sendiri. Sistem berasal dari bahasa Yunani systema, yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian (Shrode dan Voich, 1974) dan hubungan yang berlangsung di antara satuan-satuan atau komponen secara teratur (Awad, 1979).
Banyak definisi tentang sistem. Tatang M. Amirin (1996) peernah meringkas berbagai macam definisi tersebut dalam sebuah definisi, yakni sekumpulan unsur yang melakukan kegiatan atau menyusun skema atau tata cara melakukan suatu kegiatan pemrosesan untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan dan hal ini dilakukan dengan cara mengolah data dan/atau energi dan/atau barang (benda) di dalam jangka waktu tertentu guna menghasilkan informasi dan/atau energi dan/atau barang (benda).
Dengan demikian, sistem komunikasi bisa di definisikan sebagai berikut; “sekelompok orang, pedoman atau media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, lambang menjadi pesan dalam membbuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi.”
Jika di definisikan itu kita jadikan alat untuk mengamati dunia surat kabar misalnya bisa diatikan begini, “Sekumpulan orang, alat, mesin, fasilitas yang bekerja mengolah suatu berita/informasi lain dengan mengolahnya menjadi lembaran-lembaran tulisan guna memproduksi informasi yang telah direncanakan atau ditetapkan pada saat para langgganan memerlukannya.”
Dengan demikian jika diringkas, dalam sebuah definisi sistem komunikasi paling tidak selalu ada:
1.      Sekumpulan unsur (wartawan, karyawan, komputer, mesin, barang, buku, kertas dan fasilitas lain)
2.      Tujuan sistem (menyebarkan informasi pada khalayak, membentuk image positif dalam humas, persuasi).
3.      Wujud hasil kegiatan atau proses sistem selama jangka waktu tertentu (media cetak, penerbitan interen, press release).
4.      Pengolahan data dan/atau energi dan/atau bahan (bahan berita, apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana, diolah menjadi berita straight news atau depth news, kolom, tajuk rencana, artikel, fact finding, dan lain-lain).
Dengan demikian, melihat definisi dan contoh diatas, sesuatu disebut sistem apabila memiliki ciri-ciri paling tidak sebagai berikut:
1.      Adanya interdependensi, artinya komponen komponen itu saling berkaitan, berinteraksi dan berinterdepedensi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain. Apakah lembaran yang disebut surat kabar akan bisa disebut surat kabar manakala tidak ada wartawan yang mecari berita (hanya lembaran kertas putih)? Atau misalnya, bagian percetakan ngambek tidak mau bekerja.
2.      Keluaran (output) daripadanya sesuai dan konsisten dengan tujuan yang sudah direncanakan. Kalau sebuah media tujuan utamanya adalah menyebarkan informasi yang benar, objektif dan berguna bagi masyarakat, tentu tidak dibenarkan seandainya informasi itu justru “memperkeruh” kondisi masyarakat dan sangat subjektif.
3.      Eksistensi kesatuan (totalitas) itu dipengaruhi oleh komponen-komponennya, sebaliknya eksistensi masing-masing komponen itu di pengaruhi oleh kesatuannya. Kesatuan yang di sebut pers itu sangat di pengaruhi oleh (merupakan totalitas) komponen wartawan, komputer, mesin, dan lain-lain. Begitu juga, sebaliknya wartawan, karyawan dipengaruhi pula oleh komponen totalitas yang disebut surat kabar. Artinya, masing-masing komponen itu merupakan satu kesatuan.
4.      Sabagai suatu kesatuan yang mempunyai masukan (input) dan keluaran (output) atau tujuan tertentu.

C.    Pengertian Sistem Komunikasi Indonesia
Ilmu Komunikasi adalah bagian dari sistem sosial. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa sistem komunikasi Indonesia menjadi subsistem dari sistem sosial indonesia. Kareana ada yang mengatakan bahwa sistem politik itu bagian atau subsistem dari sistem sosial maka bis dikatakan sistem komunikasi bagian dari sistem politik, sistem politik bagian dari sistem sosial.
Corak sistem komunikasi dalam masyarakat Indonesia akan sangat ditentukan oleh corak, bentuk dan keragaman masyarakat Indonesia itu sendiri. Misalnya, jika dalam sistem sosial itu dikenal budaya ewuh pekewuh, sungkan, maka sistem komunikasi juga akan mencerminkan budaya seperti itu. Misalnya, ketika proses komunikasi berlanngsung, ada perasaan tidak enak untuk mengkritik atasannya sendiri. Ini artinya, proses komunikasi sangat dipengaruhi oleh lingkup sosial yang mempengaruhi seseorang.
Karena sistem komunikasi Indonesia itu cakupannya masih sangat luas kita perlu membaginya ke dalam beberapa kelompok besar. Maka, Sistem komunikasi Indonesia bisa dibagi menjadi beberapa bagian:
1.      Jika ditinjau dari segi wilayah geografisnya sistem komunikasi bida dibagi menjadi dua, yakni sistem komunikasi di pedesaan dan perkotaan. Di Indonesia realitas komunikasi di perkotaan dengan di pedesaan sangat berbeda jauh. Di desa, sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan opinion leader (pemimpin opini, pemuka pendapat) sebagai pihak penerjemah pesan, interpretator karena kelebihannnya dibanding masyarakat kebanyakan, pengaruh seni tradisional dan kommunikasi antarpesona. Adapun bagi masyarakat kota, sistem komunikasi sangat dipengaruhi oleh keberadaan media massa mengingat ciri masyarakat kota lebih induvidual dibanding masyarakat desa. Ini juga sejalan dengan tingkat perkembangan pendidikan warga kota yang memungkinkan meraka lebih bergantung pada media massa.
2.      Jika di tinjau dari media yang digunakan, ada sistem medai cetak ( surat kabar, majalah, tabloid), media tradisional seperti wayang purwa, ketoprak, ludruk, atau bentuk floklor antara lain:
-          Cerita prosa rakyat ( mite, legenda, dongeng)
-          Ungkapan rakyat (peribahasa, pameo, pepatah)
-          Puisi rakyat
-          Nyanyian rakyat
-          Teater rakyat
-          Gerak isyarat ( memicingkan mata tanda cinta)
-          Alat bunyi-bunyian ( kentongan, gong, bedug, dan lain-lain
3.      Jika ditinjau pola komunikasinya ada sistem komunikasi dengan diri sendiri (interpersonal communication system), sistem komunikasi kelompok (small group communication system) dan sistem komunikasi massa (mass communication system).

D.    Pengertian Sistem Sosial
Sistem sosial adalah sebuah bangunan sistem yang besar yang di dalamnya mempunyai beberapa subsistem, termasuk sistem komunikasi itu sendiri. Sedangkan sistem komunikasi bersama sistem lain yang merupakan bagian sistem sosial mendukung eksistensi atau keberadannya secara bersama-sama. Misalnya sistem ekonomi, sistem budaya, sistem politik mendukung dan memberi arti keberadaan sistem sosialnya.
Sistem sosial yang mengedepankan budaya feodalisme atau paternalisme mempengaruhi proses komunikasi. Ini juga berlaku pada sistem sosial yang mengedepankan sistem kepercayaan. Sistem kasta dalam suatu masyarakat pun akan memberi andil besar dalam proses komunikasi. Ditinjau dari segi komunikasi, mereka yang berasal dari kasta sudra (golongan rendah) akan sangat kesulitan berkomunikasi dengan mereka yang berkasta ksatria. Ini artinya, bahwa sistem kasta sebagai sistem kepercayaan dalam sistem sosial mempengaruhi sistem komunikasi.
Di Indonesia tanpa bisa di pungkiri sistem sosial di Jawa masih sangat menentukan sistem komunikasinya. Dalam budaya Jawa dikenal ini nilai eewuh pakewuh atau sungkan. kenyataan ini juga termanifastasikan dalam sistem komunikasi. Bentuknya, orang akan merasa “ tidak enak untuk mendahului atasan” apalagi bila harus mengkritiknya.
Sistem sosial disini jika lebih dioperasionalisasikan memasukkan sistem kepercayaan masyarakat. Ini artinya pula kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat akan ikut memberikan ‘warna” proses dan bentuk komunikasinya. Kita bisa mengambil contoh adalah sistem “kasta” pada masyarakat Hindu Bali. Meskipun sistem kasta tersebut sudah banyak yang mengkritik, ada yang sudah meninggalkan sejalan dengan perkembangan masyarakat, tetapi ada sebagian yang masih mempercayai dan melaksanakannya. Masyarakat yang mempercayai sistem kasta sebagai kepercayaan utama, akan mempengaruhi proses komunikasi yang dilakukannya. Jadi, golongan “kelas bawah” bisa berbicara atau menentukan jodoh dengan “kelas atas” dalam sistem yang demokratis, tetapi dalam sistem kepercayaan kasta hal demikian sulit dilakukan untuk tak mengatakan sangat sulit. Ini artinya, bahwa sistem kepercayaan memberikan andil besar bagi proses komunikasi. Dengan kata lain, sistem kepercayaan sebagai operasionalisasi sistem sosial mempengaruhi sistem komunikasi.
E.     Pengertian Sistem Publik
Sistem publik adalah komponen atau elemen besar yang  memiliki beberapa subsistem, termasuk sistem komunikasi dan sistem ruang publik. Ruang publik yang dimaksud secara umum pada sebuah kota, menurut Project for Public Spaces in New York tahun 1984, adalah bentuk ruang yang digunakan manusia secara bersama-sama berupa jalan, pedestrian, taman-taman, plaza, fasilitas transportasi umum (halte) dan museum.
Pada umumnya ruang publik adalah ruang terbuka yang mampu menampung kebutuhan akan tempat-tempat pertemuan dan aktivitas bersama di udara terbuka. Ruang ini memungkinkan terjadinya pertemuan antar manusia untuk saling berinteraksi dan berkomunikasi. Karena pada ruang ini seringkali timbul berbagai kegiatan bersama, maka ruang-ruang terbuka ini dikategorikan sebagai ruang umum.
Sedangkan menurut Roger Scurton (1984) setiap ruang publik memiliki makna sebagai berikut: sebuah lokasi yang didesain seminimal apapun, memiliki akses yang besar terhadap lingkungan sekitar, tempat bertemunya manusia/pengguna ruang publik dan perilaku masyarakat pengguna ruang publik satu sama lain mengikuti norma-norma yang berlaku setempat.
Meskipun sebagian ahli mengatakan umumnya ruang publik adalah ruang terbuka, Rustam Hakim (1987) mengatakan bahwa, ruang umum pada dasarnya merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Menurut sifatnya, ruang publik terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Ruang publik tertutup : adalah ruang publik yang terdapat di dalam suatu bangunan.
2. Ruang publik terbuka : yaitu ruang publik yang berada di luar bangunan yang sering juga disebut ruang terbuka (open space).
Menurut Zoer’aini (1997) tujuan umum pembangunan suatu kota adalah untuk pertahanan hidup manusia yang terdiri atas dua aspek yaitu tetap hidup dan mempertinggi nilai hidup. Secara umum dapat dikemukakan bahwa pembangunan kota mempunyai fungsi dan tujuan sebagai berikut :
1. Kehadiran sebuah kota memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya agar dapat bertahan dan melanjutkan hidup, serta meningkatkan kualitas kehidupan.
2. Komponen-komponen kota adalah penduduk, pemerintah, pembangunan fisik, sumberdaya alam dan fungsi.
3. Penduduk kota meliputi jumlah (dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian, migrasi), dan kecenderungan penyebaran (umur, jenis kelamin, etnik, sosial ekonomi, agama dan lainnya.
4. Pentingnya kehadiran flora dan fauna.
5. Pembangunan fisik yang meliputi tipe bentuk (konfigurasi), kepadatan (densiti), differensiasi dan konektiviti.
6. Sumberdaya terdiri dari sumberdaya alam dan sumberdaya manusia.
7. Kota berfungsi terutama sebagai pusat pemukiman dan pelayanan kerja, rekreasi dan transportasi.
8. Pada umumnya kota menghadapi masalah ekonomi, masalah tata ruang dan masalah linhgkungan hidup.
Menurut Eko Budihardjo (1998) ruang terbuka adalah bagian dari ruang yang memeiliki definisi sebagai wadah yang menampung aktivitas manusia dalam suatu lingkungan yang tidak mempunyai penutup dalam bentuk fisik.
Ruang terbuka memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1.      Fungsi umum :
· Tempat bermain dan berolah raga, tempat bersantai, tempat komunikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu
· Sebagai ruang terbuka, ruang ini berfungsi untuk mendapatkan udara segar dari alam.
· Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
· Sebagai pembatas atau jarak di antara massa bangunan.
2. Fungsi ekologis :
· Penyegaran udara, menyerap air hujan, pengendalian banjir, memelihara ekosistem tertentu.
· Pelembut arsitektur bangunan.

BAB III
                                                                         PENUTUP
Kesimpulan
Sesuatu disebut sistem apabila memiliki ciri-ciri paling tidak sebagai berikut:
1.           Adanya interdepensensi artinya komponen-komponen itu saling berkaitan, berinteraksi secara keseluruhan. Tidak bekerjanya satu unsur akan mempengaruhi kinerja unsur-unsur yang lain.
2.      Keluaran daripadanya sesuai dan konsisten dengan tujuan yang sudah direncanakan.
3.      Eksistensi kesatuan itu dipengaruhi oleh komponen-komponennya. Sebagai suatu kesatuan yang mempunyai masukan dan keluaran atau tujuan tertentu.
   Dalam hubungan dengan komunikasi, nilai-nilai mempunyai hubungan yang sangat signifikan. Kebanyakan dari ringkah laku manusia melambangkan dan merupakan ekspresi nilai-nilai yang kita terima dari belajar atau proses pembudayaan. Tingkah laku itu terutama diungkapkan melalui komunikasi non verbal dan juga komunikasi verbal. Cara berkomunikasi dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut. Bagaimana memutuskan alat yang digunakan, cara menggunakan, menyandi pesan dipengaruhi oleh nilai-nilai.


Daftar Pustaka
Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: Rajawali Press
Panuju, Redi. 1997. Sistem Komunikasi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar